Customer service

Assalamualaikum Wr.Wb.

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Kami.....

Program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)

Program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)



Definisi:
- Pertumbuhan = bertambahnya ukuran fisik dari waktu ke waktu
- Perkembangan = bertambahnya fungsi tubuh

Pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, mental, sosial, emosional dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan pendidikan. Ini telah banyak dibuktikan dalam berbagai penelitian, diantaranya penelitian longitudinal oleh Bloom mengenai kecerdasan yang menunjukkan bahwa kurun waktu 4 tahun pertama usia anak, perkembangan kognitifnya mencapai sekitar 50%, kurun waktu 8 tahun mencapai 80%, dan mencapai 100% setelah anak berusia 18 tahun.
Penelitian lain mengenai kecerdasan otak menunjukkan fakta bahwa untuk memaksimalkan kepandaian seorang anak, stimulasi harus dilakukan sejak 3 tahun pertama dalam kehidupannya mengingat pada usia tersebut jumlah sel otak yang dipunyai dua kali lebih banyak dari sel-sel otak orang dewasa.

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) merupakan revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah dilakukan sejak tahun 1988 dan termasuk salah satu program pokok Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional.
Melalui kegiatan SDIDTK kondisi terparah dari penyimpangan pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh dalam kondisi gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat terdeteksi melalui kegiatan SDIDTK.

Selain mencegah terjadinya penyimpangan pertumbuhan, kegiatan SDIDTK juga mencegah terjadinya penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental emosional.

Berdasarkan data dari DKK Semarang tahun 2006 terdapat 388 kasus penyimpangan perkembangan yang dirujuk ke Klinik Tumbuh Kembang RSUP Dr. Kariadi dengan penemuan terlambat karena deteksi yang tidak teratur, sehingga periode emas untuk memberikan intervensi dan stimulasi dini pada anak tersebut tidak dapat dilakukan secara maksimal. Sebagian besar kasus yang ditemukan adalah gangguan bicara dan bahasa 56,61%, autisme 13,15%, gangguan 
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas 12,10% serta keterlambatan duduk atau berdiri 10,09%.
Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan, diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, 
organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional kesehatan, pendidikan dan sosial).

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap.

Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemapuan sosialisasi dan kemandirian.
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah. 

Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai “waktu” dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka 
intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada 
tumbuh kembang anak.

Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada anak yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya. Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian anak.

Jenis Kegiatan SDIDTK
a. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan 
1) Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB) 
a) Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. 
b) Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal DDTK. Pengukuran dan penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih, yaitu tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan SDIDTK. 
2) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA) 
Tujuan pengukuran LKA adalah untuk mengetahui lingkaran epala anak dalam batas normal atau diluar batas normal 
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan. 
b. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan 
1) Skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) 
Tujuan pemeriksaan perkembangan menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
2) Tes Daya Dengar (TDD) 
Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. 
3) Tes Daya Lihat (TDL) 
Tujuan TDL adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman penglihatan menjadi lebih besar. 
c. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional 
Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan gangguan secara dini adanya masalah emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera 
dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. 

Deteksi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan.
1) Deteksi dini masalah mental emosional pada anak pra sekolah. 
Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya 
penyimpangan/masalah mental emosional pada anak pra 
sekolah 
2) Deteksi dini autis pada anak pra sekolah. 
Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada 
anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.

Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak 
Tujuan intervensi dan rujukan dini perkembangan anak adalah untuk mengoreksi, memperbaiki dan mengatasi masalah atau penyimpangan perkembangan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya. Waktu yang paling tepat untuk melakukan intervensi dan rujukan dini penyimpangan perkembangan anak adalah sesegera mungkin ketika usia anak masih di bawah lima tahun.

Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan terarah yang dilakukan secara intensif di rumah selama 2 minggu, yang diikuti dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan.

6. Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak 

Rujukan diperlukan jika masalah/penyimpangan perkembangan anak tidak dapat ditangani meskipun sudah dilakukan tindakan intervensi. Rujukan penyimpangan tumbuh kembang dilakukan secara berjenjang sebagai berikut :
a. Tingkat keluarga dan masyarakat 
Keluarga dan masyarakat (orang tua, anggota keluarga lainnya dan kader) dianjurkan
untuk membawa anak ke tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringan atau Rumah 
Sakit. Orang tua perlu diingatkan membawa catatan pemantauan tumbuh kembang buku 
KIA 

b. Tingkat Puskesmas dan jaringannya 
Pada rujukan dini, bidan dan perawat di posyandu, Polindes, Pustu termasuk Puskesmas keliling, melakukan tindakan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sesuai standar pelayanan yang terdapat pada buku pedoman. Bila kasus penyimpangan tersebut ternyata memerlukan penanganan lanjut, maka dilakukan rujukan ke tim medis di Puskesmas. 

c. Tingkat Rumah Sakit Rujukan 
Bila kasus penyimpangan tersebut tidak dapat di tangani di Puskesmas maka perlu dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten yang mempunyai fasilitas klinik tumbuh kembang anak dengan dokter spesialis anak, ahli gizi serta laboratorium/pemeriksaan penunjang diagnostic. Rumah Sakit Provinsi sebagai tempat rujukan sekunder diharapkan memiliki klinik tumbuh kembang anak yang didukung oleh tim dokter spesialis anak, kesehatan jiwa, kesehatan mata, THT, rehabilitasi medik, ahli terapi, ahli gizi dan psikolog.

Implementasi PP No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Asi Ekslusif

Implementasi PP No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Asi Ekslusif
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012  yang telah diputuskan tanggal 1 Maret 2012 ini berisi tentang Pemberian ASI Eksklusif. Peraturan pemerintah ini dilahirkan guna menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan sumber makanan terbaik sejak dilahirkan sampai berusia 6 bulan, di samping itu, kebijakan ini juga untuk melindungi ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Di dalam peraturan tersebut dibahas mengenai Program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif, pengaturan penggunaan susu formula dan produk bayi lainnya, sarana menyusui di tempat kerja dan sarana umum lainnya, dukungan Masyarakat, tanggung jawab pemerintah, Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota dalam serta pendanaannya. (Sumber: http://health.kompas.com).
Mengenai pelaksanaanya, pemerintah ternyata serius dalam memenuhi hak bayi, terbukti dengan diadakannya klinik laktasi serta ruang menyusui bagi ibu menyusui di rumah sakit milik pemerintah. Kalau tahun lalu aku hanya bisa menemukan klinik laktasi di rumah sakit swasta yang letaknya di kota jauh dari rumah, sekarang tidak perlu jauh-jauh ke kota karena rumah sakit milik pemerintah dekat rumah sudah ada klinik laktasinya. Kemarin ketika aku mengantar Alfi ke RSUD Cibinong untuk berobat ke dokter spesialis mata, tiba-tiba ada seorang ibu-ibu petugas rumah sakit yang memberitahukan jika aku ingin menyusui sudah tersedia ruang menyusui di samping ruang dokter spesialis anak. Kebetulan karena Alfi juga ingin minta asi, akhirnya aku dan Alfi pergi ke ruangan tersebut.
Di ruang menyusui yang sekaligus merupakan klinik laktasi tersebut dibuat sangat nyaman dan jauh dari bising agar ibu dan bayi nyaman saat menyusui. Konselor laktasi pun ada di ruangan tersebut jika ada ibu yang ingin bertanya seputar masalah menyusui. Kebetulan juga aku sedang mempunyai seorang teman yang sedang galau akan produksi ASI nya. Kemudian aku bertanya seputar masalah per-ASIan, konselor itu pun mengatakan bahwa ASI anugerah Tuhan, sudah tersedia secara alami berbarengan sejak si ibu melahirkan, terlebih ibu yang melahirkan normal, ASI sudah di posisikan untuk segera diproduksi berbarengan dengan keluarnya bayi dari perut ibu, beda dengan ku yang mengalami SC, inisiasi keluarnya ASI perlu dilakukan dengan harus disedot terus menerus dengan mulut bayi secara langsung. Beliau juga mengatakan kunci sukses menyusui adalah makan yang bergizi dan pikiran tenang,  yakin serta optimis dapat menyusui, sebenarnya tidak ada istilah ASI sedikit karena segera setelah ASI diminum bayi maka hormon tubuh akan bekerja kembali untuk membentuk ASI.
Berikut ini hal-hal seputar menyusui yang dijelaskan oleh dr. Fransisca Handy, SpA, IBCLC di bukunya yang berjudul “Panduan Cerdas Perawatan Bayi”:
Anatomi dan Cara Kerja Payudara
  • semua payudara yang normal memiliki jaringan/pabrik penghasil ASI yang sama
  • hal yang membedakan ukuran payudara hanya jaringan lemaknya
  • produksi ASI dipengaruhi hormon prolaktin
  • aliran ASI dari pabrik penghasil ASI menuju ke pori-pori ASI dipengaruhi hormon oksitosin
  • tiap kali ASI keluar, dikirim sinyal ke otak untuk menghasilkan prolaktin. Semakin sering dan lama menyusui, semakin banyak ASI diproduksi
  • jika ibu merasa tenang dan yakin, oksitosin akan tinggi dan ASI mengalir dari pabrik ke pori-pori ASI
  • Ayah bayi merupakan mitra utama ibu saat menyusui. Ayah dapat membantu ibu meningkatkan kadar oksitosin dengan menenangkan pikiran dan hati ibu, serta membantu tugas-tugas ibu agar ia cukup istirahat
Asi Kurang atau Tidak Ada
  • setiap ibu dapat mencukupi kebutuhan ASI untuk bayinya. Kurangnya dukungan tenaga kesehatan dan keluarga serta rendahnya rasa percaya diri ibu dan ayah bayi merupakan faktor penghambat keberhasilan menyusui
  • ASI sesungguhnya telah mulai dibentuk di payudara sejak kehamilan usia sekitar 20 minggu. Namun pengaliran selama kehamilan dihambat oleh hormon progesteron. Setelah bayi lahir kadar progesteron menurun dan mencapai titik terendah dihari ketiga. Oleh karena itu, sebagian besar ibu merasakan payudara penuh atau ASI mulai mengalir dihari ketiga
  • menyusui sesuka bayi dengan posisi dan pelekatan yang baik serta rasa percaya diri ibu adalah kunci produksi dan pengaliran ASI
Aksi Sukses Menyusui
  • meminta kerjasama dan dukungan suami serta keluarga
  • mencari informasi dan dukungan sebanyak-banyaknya tentang ASI dan menyusui
  • memilih fasilitas dan tenaga kesehatan yang mendukung menyusui
  • melakukan kontak kulit ibu dan bayi sebanyak mungkin
  • menenangkan pikiran dan memantapkan hati ibu bahwa ibu dapat memberi ASI sesuai kebutuhan bayi
  • memastikan posisi serta pelekatan bayi pada payudara sudah benar dan nyaman
  • menyusui sesering dan sesuka bayi
  • tidak mengenalkan bayi pada empeng, dot atau botol susu
Referensi:
Handy, Fransisca. 2011. Panduan Cerdas Perawatan Bayi. Jakarta: Pustaka Bunda.123hal.

Peradaban Islam Perintis Pengobatan Sakit Jiwa


Add caption








Peradaban Islam Perintis Pengobatan Sakit Jiwa


Peradaban Barat kerap mengklaim bahwa Philipe Pinel (1793) merupakan orang pertama yang memperkenalkan metode penyembuhan penyakit jiwa. Tak cuma itu, Barat juga menyatakan rumah sakit jiwa (RSJ) pertama di dunia adalah  Vienna's Narrenturm  yang dibangun pada tahun 1784.  Benarkah klaim peradaban Barat itu?

Syed Ibrahim B PhD dalam bukunya berjudul  "Islamic Medicine: 1000 years ahead of its times", mengatakan, rumah sakit jiwa atau insane asylums telah didirikan para dokter dan psikolog Islam  beberapa abad sebelum peradaban Barat mengembangkannya.

Hampir semua kota besar di dunia Islam pada era keemasan telah memiliki rumah sakit jiwa. Selain di Baghdad – ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah – insane asylum juga terdapat di kota Fes, Maroko. Selain itu,  rumah sakit jiwa juga sudah berdiri di Kairo, Mesir  pada tahun 800 M. Pada abad ke-13 M,  kota Damaskus dan Aleppo juga telah memiliki rumah sakit jiwa.

                                                                         ***
 
Mari kita bandingkan dengan Inggris. Negara terkemuka di Eropa itu baru membuka rumah sakit jiwa pada t1831 M. Rumah sakit jiwa pertama di negeri Ratu Elizabeth itu adalah Middlesex County Asylum yang terletak di Hanwell sebelah barat London. Pemerintah Inggris membuka rumah sakit jiwa setelah mendapat desakan dari Middlesex County Court Judges. Setelah itu Inggris mengeluarkan Madhouse Act 1828 M.

Lalu bagaimana peradaban Islam mulai mengembangkan pengobatan kesehatan jiwa?  Menurut Syed Ibrahim, berbeda dengan para dokter Kristen di abad pertengahan yang mendasarkan sakit jiwa pada penjelasan yang takhayul, dokter Muslim justru lebih bersifat rasional. 

Para dokter Muslim mengkaji justru melakukan kajian klinis terhadap pasien-pasien yang menderita sakit jiwa. Tak heran jika para dokter Muslim berhasil mencapai kemajuan yang signifikan dalam bidang ini. Mereka berhasil menemukan psikiatri dan pengobatannya berupa psikoterapi dan pembinaa moral bagi penderita sakit jiwa.

''Selain itu, para dokter dan psikolog Muslim juga mampu menemukan bentuk pengobatan modern bagi penderita sakit jiwa seperti, mandi pengbatan dengan obat, musik terapi dan  terapi jabatan,'' papar Syed Ibrahim.

Konsep kesehatan mental atau al-tibb al-ruhani pertama kali diperkenalkan dunia kedokteran Islam oleh seorang dokter dari Persia bernama Abu Zayd Ahmed ibnu Sahl al-Balkhi (850-934). Dalam kitabnya berjudul Masalih al-Abdan wa al-Anfus (Makanan untuk Tubuh dan Jiwa), al-Balkhi berhasil menghubungkan penyakit antara tubuh dan jiwa. Ia biasa menggunakan istilah al-Tibb al-Ruhani untuk menjelaskan keseharan spritual dan kesehatan psikologi.


                                                                           *** 

Sedangkan untuk  kesehatan mental dia kerap menggunakan istilah Tibb al-Qalb. Ia pun sangat terkenal dengan teori yang dicetuskannya tentang kesehatan jiwa yang berhubungan dengan tubuh. Menurut dia, gangguan atau penyakit pikiran sangat berhubungan dengan kesehatan badan. 

”Jika jiwa sakit, maka tubuh pun tak akan bisa menikmati hidup dan itu bisa menimbulkan penyakit kejiwaan,”  tutur al-Balkhi.

Menurut al-Balkhi, badan dan jiwa bisa sehat dan bisa pula sakit. Inilah yang disebut keseimbangan dan ketidakseimbangan. Dia menulis bahwa ketidakseimbangan dalam tubuh dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan rasa sakit di badan. Sedangkan, ketidakseimbangan dalam jiwa dapat mencipatakan kemarahan, kegelisahan, kesedihan, dan gejala-gejala yang berhubungan dengan kejiwaan lainnya.

Dia juga mengungkapkan dua macam penyebab depresi. Menurut dia, depresi bisa disebabkan alasan yang diketahui, seperti mengalami kegagalan atau kehilangan. Ini bisa disembuhkan secara psikologis. Kedua, depresi bisa terjadi oleh alasan-alasan yang tak diketahui, kemukinan disebabkan alasan psikologis. Tipe kedua ini bisa disembuhkan melalui pemeriksaan ilmu kedokteran.

Selain  al-Balkhi, peradaban Islam juga memiliki dokter kejiwaan bernama Ali ibnu Sahl Rabban al-Tabari. Lewat  kitab Firdous al-Hikmah yang ditulisnya pada abad ke-9 M, dia telah mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien yang mengalami gangguan jiwa.  Al-Tabari menekankan kuatnya hubungan antara psikologi dengan kedokteran. 

Menurut dia, untuk mengobati pasien gangguan jiwa membutuhkan konseling dan dan psikoterapi. Al-Tabari menjelaskan, pasien kerap kali mengalami sakit karena imajinasi atau keyakinan yang sesat. Untuk mengobatinya, kata al-Tabari, dapat dilakukan melalui ''konseling bijak''. Terapi ini bisa dilakukan oleh seorang dokter yang cerdas dan punya humor yang tinggi. Caranya dengan membangkitkan kembali kepercayaan diri pasiennya.


                                                                         ***


Melalui kitab yang ditulisnya yakni El-Mansuri dan Al-Hawi, dokter Muslim legendaris al-Razi  juga telah berhasil mengungkapkan definisi symptoms (gejala) dan perawatannya untuk menangani sakit mental dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan mental.

Al-Razi juga tercatat sebagai dokter atau psikolog pertama yang membuka ruang psikiatri di sebuah rumah sakit di Kota Baghdad.  Pemikir Muslim lainnya di masa keemasan Islam yang turut menyumbangkan pemikirannya untuk pengobatan penyakit kejiwaan adalah Al-Farabi. Ilmuwan termasyhur ini secara khusus menulis risalah terkait psikologi sosial dan berhubungan dengan studi kesadaran. 

Selain itu, Ibnu Zuhr, alias Avenzoar  juga  telah berhasil mengungkap  penyakit syaraf secara akurat. Ibnu Zuhr juga telah memberi sumbangan yang berarti bagi neuropharmakology modern. Yang tak kalah penting lagi, Ibnu Rusyd atau Averroes — ilmuwan Muslim termasyhur - telah mencetuskan adanya penyakit Parkinson’s.

Sejarawan Francis Bacon menyebut Al-Haitham sebagai ilmuwan yang meletakkan dasar-dasar psychophysics dan psikologi eksperimental. Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukannya, Bacon merasa yakin bahwa Al-Haitham adalah sarjana pertama yang berhasil menggabungkan fisika dengan psikologi, dibandingkan Fechner yang baru menulis Elements of Psychophysics pada tahun 1860 M. Begitulah, kedokteran dan psikologi Islam mengembangkan pengobatan penyakit jiwa.

                                                                                                                                                  *** 
Utang Budi Kedokteran Modern

Kontribusi umat Islam bagi peradaban manusia adalah fakta yang tak terbantahkan. Para sejarawan sains Barat dalam sebuah konferensi mengakui bahwa dunia kedokteran modern  berutang begitu banyak terhadap para ilmuwan Muslim di era keemasan Islam. Betapa tidak, dokter Muslim di era kekhalifahan merupakan perintis diagnosis dan penyembuhan beragam penyakit.

Dr Emilie Savage-Smith dari St Cross College di Oxford mengungkapkan, Islam adalah peradaban pertama yang memiliki rumah sakit. Menurut dia, rumah sakit pertama di dunia dibangun Kekhalifahan Abbasiyah di kota Baghdad, Irak sekitar tahun 800 M. ''Rumah sakit  yang berdiri di Baghdad itu lebih mutakhir dibandingkan rumah sakit di Eropa Barat yang dibangun beberapa abad setelahnya,'' papar Savage-Smith seperti dikutip Independent.

Savage-Smith mengungkapkan, rumah sakit (RS) Islam terbesar di zaman keemasan dibangun di Mesir dan Suriah pada abad ke-12 dan 13 M. Pada masa itu, RS Islam sudah menerapkan sistem perawatan pasien berdasarkan penyakitnya. Menurut Savage-Smith, pembangunan sebuah sistem rumah sakit yang begitu luas merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam peradaban Islam pada abad pertengahan.

''Peradaban Islam pada abad ke-10 M untuk pertama kalinya memperkenalkan sistem pendidikan kedokteran secara langsung di rumah sakit,'' papar Savage-Smith. Ia pun mengagumi Islam yang mengajarkan umatnya untuk merawat seluruh jenis penyakit tanpa memandang status ekonomi pasiennya.

Menurut dia, rumah sakit Islam pada era kejayaannya terbuka bagi semua; laki-laki, perempuan, warga sipil, militer, kaya, miskin, Muslim dan non-Muslim. Pada masa itu, kata Savage-Smith, rumah sakit memiliki beragam fungsi yakni sebagai; pusat perawatan kesehatan, rumah penyembuhan bagi pasien yang sedang dalam tahap pemulihan dari sakit atau kecelakaan.

                                                                             
                                                                        ***

Selain itu, ungkap Savage-Smith, peradaban Islam juga sudah memiliki rumah sakit jiwa atau insane asylum.  Menurut dia, masyarakat Muslim juga tercacat sebagai yang pertama mendirikan dan memiliki  rumah sakit jiwa. Rumah sakit pada era keemasan Islam juga berfungsi sebagai tempat perawatan para manusia lanjut usia (manula) yang keluarganya kurang beruntung.

Smith-Savage menuturkan, para dokter Muslim menguasai dunia kedokteran berkat upaya penerjemahan terhadap karya-karya  kedokteran Yunani klasik. Tak cuma menerjemahkan, namun para dokter Muslim pun mengembangkan, menemukan  serta menulis buku-buku kedokteran.

Para dokter Muslim pun berhasil menemukan sejumlah penyakit, cara pengobatan hingga penyembuhannya. Menurut Smith-Savage, dokter Muslim telah mampu menjelaskan beragam jenis penyakit infeksi seperti cacar air. Selain itu, kedokteran Islam juga menemukan penyakit yang sebelumnya tak diketahui manusia, seperti kataraks. Bahkan, kedokteran Islam juga telah berhasil melakukan operasi atau bedah.

Peradaban Barat pun belajar dan mengembangkan hasil penemuan dan penelitian di bidang kedokteran. Tanpa kontribusi kedokteran Islam, boleh jadi dunia Barat tak akan menguasai ilmu kedokteran seperti saat ini

Semangat..... "SALAM CINTA SEHAT"

KEDOKTERAN ISLAM PAKAI UJI KLINIS


"KEDOKTERAN ISLAM PAKAI UJI KLINIS"

Dewasa ini jiks orang berbicara tentang kedokteran Islam atau “Kedokteran ala nabi”, orang biasa menunjuk pada 4 hal: (1) kebiasaan sehat Rasulullah seperti puasa sunah, tidak makan sebelum lapar, berhenti sebelum kenyang, dll; (2) menkonsumsi madu atau habatus saudah – sampai ada hadist bahwa “Habatus Saudah adalah obat segala penyakit kecuali maut”; (3) bila sampai sakit, terapinya adalah bekam; (4) dalam kondisi tak ada alat apapun, atau untuk penyakit karena pengaruh sihir dilakukan ruqyah syar’iyah, seperti misalnya dibacakan surat al-fatihah.

Penyederhanaan seperti diatas tidak ada di masa kejayaan Islam. Kaum muslimin secara sadar melakukan penelitian-penelitian Ilmiah di bidang kedokteran secara orosinal dan memberikan kontribusi yang luar biasa dibidang kedokteran, sehingga memiliki genre yang khas, melampaui genre yang ada saat itu, seperti kedokteran Yunani (seperti Unani), India kuno (Ayurveda), Persia (Akademi Gundishapur), dan karya-karya tokoh kedokteran kuno (seperti Hippocrates, Celcus atau Galen).

Tidak dapat dipungkiri bahwa Rasulullah adalah inspirator utama kedokteran Islam. Meski beliau bukan dokter, namun kata-katanya yang terekam dalam banyak hadist sangat inspiratif, semisal “Tidak ada penyakit yang Allah ciptakan, kecuali Dia juga menciptakan cara penyembuhannya” (HR. Bukhari).

Cairan Ajaib: Air Susu Ibu


Cairan Ajaib: Air Susu Ibu


Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya;  ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah  kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman, 31:14)

Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.1 Makanan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan tekhnologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini.

KLINIK CINTA SEHAT

KESIBUKAN KERJA MEMBUAT KITA LUPA AKAN WAKTU, DAN ITU YANG TIDAK KITA SADARI
NAMUN APAKAH ANDA SADAR BAHWA KERJA BISA MENINGKATKAN STRESS DAN BERDAMPAK PADA FISIK ANDA
ANDA AKAN MENGALAMI KETUAAN 15 X LIPAT
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. KLINIK CINTA SEHAT - All Rights Reserved
Template Redesigned by Tukang Toko Online | Shopping Cart by : Irsah InDesigns
Proudly powered by Blogger